Kamis, 27 Maret 2014

Misteri Desa Batu Menangis di Tablanusu

Misteri Desa Batu Menangis di Tablanusu


Jayapura - Papua punya banyak pesona untuk wisatawan dan bahkan ini hanya di sekitar Jayapura. Di Distrik Depapre ada Desa Tablanusu yang berjuluk 'Desa Batu Menangis'. Ada kisah apakah di baliknya?

Kesulitan mencari sinyal telepon seluler di Desa Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, ini nyaris mengalihkan perhatian saya dari keindahan alam di desa pesisir itu. Maklum, meski berada di daerah pedalaman seperti itu, komunikasi tak boleh ketinggalan.

Untunglah, pada hari terakhir kegiatan pelatihan yang diadakan oleh WWF Indonesia, pada awal Desember lalu, saya berkesempatan menikmati pemandangan indah di desa itu.

Saya belum pernah ke Raja Ampat, tapi kalau membandingkan foto perairan Raja Ampat dengan perairan yang terbentang di utara Tablanusu, rasanya setara indahnya. Pada siang hari laut tampak hijau bersih. Tak jauh dari pantai tampak beberapa pulau-pulau karang kecil berdiri tak berpenghuni.

Desa ini dikepung lautan jernih Teluk Tanah Merah di utara, hutan dan pegunungan di timur dan barat, serta telaga yang merupakan muara dari beberapa sungai kecil, di selatan. Telaga ini terhubung langsung ke laut melalui sebuah saluran besar, sehingga air telaga itu asin.

Keunikan desa ini adalah pelatarannya yang berbatu koral. Ya! Nyaris seluruh permukaan desa ditutupi batu koral hitam. Jadi, kalau berjalan-jalan di sana, beradunya telapak kaki di permukaan koral akan menghasilkan suara yang khas. Kaki juga seperti dipijat refleksi.

Desa ini memiliki julukan lain 'Desa Batu Menangis'. Entah bagaimana ceritanya, beberapa penduduk desa yang saya tanyai juga tak tahu mengapa disebut begitu. Tapi mereka bilang, batu-batu itu sudah ada sejak zaman nenek moyangnya. Suara-suara batu koral yang terinjak kaki, konon menimbulkan suara seperti menangis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar